BREAKING NEWS

Melawan Arus Teknologi, Lori Tetap Jadi Favorit Anak di Malangbong Garut

Keceriaan anak-anak saat bermain lori di Kampung Ciherang, simbol budaya lokal Garut. Foto: Istimewa
GARUT, Garutizen.id - Di era dominasi teknologi digital dan maraknya penggunaan gadget oleh anak-anak, sebuah permainan tradisional dari Garut tetap menunjukkan eksistensinya. Di Kampung Ciherang, Desa Haurkuning, Kecamatan Malangbong, anak-anak masih aktif memainkan permainan unik bernama lori. Permainan ini merupakan hasil karya asli dari Bah Koko, seorang warga setempat yang mulai memperkenalkannya sejak tahun 1965 saat usianya baru menginjak 15 tahun.

Menurut Bah Koko, inspirasi permainan lori berawal dari kebiasaannya memperhatikan anak-anak di sekitarnya yang gemar bermain sepeda atau membuat mainan dari barang bekas. Ia kemudian merancang mainan berupa kendaraan mini yang menyerupai kereta api, dengan bahan dasar dari pohon aren yang saat itu banyak tumbuh di sekitar kampung.

"Saya belajar-belajar dari pohon aren, waktu itu tahun 1965. Ya ngulik-ngulik sendiri, rekaan sendiri. Lori ini benar-benar khas Malangbong, bukan dari daerah lain," ujar Bah Koko saat ditemui di lokasi permainan. Minggu (22/6/2025).

Lori biasanya dibuat sepanjang sekitar 27 cm dengan jalur rel selebar 20 cm yang dibentuk langsung di tanah. Jalur ini dilengkapi rel sederhana yang menciptakan suasana seperti kereta api mini. Awalnya, permainan ini hanya muncul setahun sekali saat bulan Ramadan, sebagai pengisi waktu menjelang berbuka. Kini, lori dimainkan setiap hari sebagai sarana hiburan anak-anak di kampung tersebut.

"Biasanya ramai dari pagi sampai sore. Anak-anak senang, mereka kumpul, tidak keluyuran ke mana-mana. Harga sewanya juga murah, cuma Rp5.000 per jam," tambah Bah Koko.

Seorang remaja bernama Muhammad Ginanjar (17), menyampaikan kegembiraannya saat menikmati permainan ini bersama teman-teman. Ia menilai pengalaman meluncur dengan lori sebagai sesuatu yang menyenangkan dan lebih seru daripada hanya bermain ponsel.

"Seru banget pas meluncur itu, anginnya enak. Apalagi kalau main rame-rame bareng teman-teman, sampai teriak-teriak saking serunya," ujar Ginanjar.

"Saya udah sering main dari bulan puasa kemarin, biar nggak pegang HP terus juga." sambungnya.

Lebih dari sekadar hiburan, permainan lori mencerminkan nilai-nilai budaya lokal, kreativitas warga, serta alternatif edukatif yang ramah anak di tengah gempuran digitalisasi. Keunikan lori turut memperkuat identitas lokal Malangbong yang penuh inovasi dan kekompakan.

Walau belum dikenal luas, masyarakat berharap agar permainan ini bisa dikenalkan lebih luas dan menjadi ikon budaya khas daerah.

"Mudah-mudahan lori ini bisa terus ada, berkembang, dan seru terus sampai kapanpun," harap Ginanjar.

Lori menjadi bukti nyata bahwa permainan tradisional yang dirawat dengan baik mampu mempererat hubungan sosial dan menanamkan nilai budaya kepada generasi muda.

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar